Selasa, 03 Mei 2016

"Sebagai Pemuda Kristen Sudahkah Kita Berdampak Bagi Sesama Kita?"

"PEMUDA SEBAGAI GARAM DAN TERANG BAGI DIRINYA, KELUARGA, DAN BANGSANYA"

Ulis Nuboba
Rabu, 04 Mey 2016

Seandainya gereja bisa mengerjakan hal ini, tentu akan menjadi sangat berbeda karena akan ada para anak muda yang memiliki dasar rohani kuat dan siap berkarya bagi dirinya, keluarganya, lingkungnya, dan bangsa.

Seperti apa figur anak muda Kristen? 
Apakah senang membaca Alkitab, rajin berdoa, aktif di gereja, perkataannya rohani, berpakaian rapi, menjaga pergaulannya, dan melakukan banyak hal baik lainnya? Di luar ciri-ciri itu, apakah seorang anak muda akan dianggap sebagai anak dunia yang tidak rohani.

Tidak heran kalau anak muda Kristen akhirnya menghabiskan waktunya bersekutu dan bergaul hanya dengan sesama saudara seiman. Tentu ini tidak salah. Bukankah Yesus sendiri berkata di dalam doanya, "Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku, bukan dari dunia" (Yohanes 17:16).

Memang, orang Kristen adalah warga negara Kerajaan Surga sehingga nilai-nilai Kerajaan Surgalah yang harus dilakukan. Salah satunya tertulis dalam khotbah di bukit (Matius 5-7). Tidak heran jika akhirnya ada sekelompok orang yang memilih menjauhkan diri dari ingar-bingar dunia dan memfokuskan hidupnya hanya kepada "surga". Kalau memang itu yang Tuhan mau, lalu untuk apa kita ada di dunia? Untuk apa kita ada di Indonesia?

Bukankah lebih baik kalau kita langsung ke surga meskipun kebanyakan orang juga tidak akan mau kalau disuruh cepat mati, apalagi anak muda, kecuali mungkin yang sedang "galau" dan banyak utang. Tentu, Tuhan punya rencana ketika menempatkan manusia di dunia. Salah satunya adalah untuk menjadi garam dan terang (Matius 5:13-17).

Orang percaya memang harus tinggal dan berbuat sesuatu bagi dunia, tetapi dengan catatan, tetap berhati-hati. Hal ini seperti yang Paulus ingatkan di Roma pasal 12 ayat 2, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."

Apa yang seharusnya dilakukan anak muda Kristen saat ini, lalu bagaimana bisa mewujudkannya? Tentu, gereja mengambil peran sangat penting dalam hal ini. Gereja harus berpandangan bahwa anak muda Kristen memang bukan dari dunia, melainkan ditempatkan Tuhan di dunia untuk berdampak bagi sekitar. Di gerejalah, anak muda akan ditempa dalam pengenalan akan firman Tuhan yang benar, firman yang bisa menjadi pegangan ketika menghadapi kehidupan di dunia yang serba relatif, dunia adalah tempat di mana dosa ada dan berkembang. Ironisnya masa sekarang, hal-hal yang dianggap tabu justru sekarang dianggap biasa. Ironisnya, hal ini masih belum banyak dikerjakan gereja. Lembaga ini belum bisa melahirkan anak-anak muda yang siap berdampak bagi dunia. Ibaratnya, gereja hanya memberikan perlengkapan perang, tetapi tidak mengutusnya berperang. Seandainya gereja bisa mengerjakan hal ini, tentu bangsa Indonesia akan menjadi sangat berbeda karena akan ada para anak muda pilihan yang memiliki dasar rohani kuat, yang siap berkarya bagi bangsa.

Kenyataannya memang cukup memprihatikan karena ketika kita mencari nama orang Kristen yang berdampak dalam segala bidang, ternyata hanya ada segelintir nama yang muncul. Itu pun kebanyakan adalah artis yang kadang malah tidak menunjukkan kesaksian hidup yang baik. Hal ini terjadi karena sejak masih muda, mereka tidak ditantang memikirkan yang harus dilakukan bagi sekitar. Padahal seharusnya, mereka bisa lebih kritis memikirkan banyak hal, misalnya dampak global warming bagi kotanya, apa pengaruhnya ketika memutuskan golongan putih pada saat di Pemilihan Umum, hubungan nilai tukar dolar dengan perekonomian bangsa, pentingnya pendidikan bagi orang di pedesaan, sarana kesehatan bagi orang miskin, dan masih banyak hal yang seharusnya bisa dipikirkan, didoakan, dan dicari solusinya. Apa yang bisa dikerjakan gereja untuk mengatasi hal semacam ini? Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah mengadakan pemahaman Alkitab secara intensif guna memberi dasar rohani. Akan tetapi, ini harus ditambah "nilai lebih", yaitu sambil memikirkan tindakan nyata yang bisa diterapkan di dalam kehidupan sebagai warga negara.

Gereja juga harus berani keluar untuk mulai mengadakan kerja sama dengan banyak pihak, termasuk dengan organisasi atau lembaga nonagama. Hal tersebut untuk menambah wawasan maupun langsung bisa berkarya di bangsa ini. Tentu hal ini tidak mudah karena generasi muda sekarang adalah generasi instan dan online, generasi yang terbiasa enak dan asyik dengan diri sendiri. Jangankan nasib bangsa, keluarga saja kadang tidak dipedulikan ketika mereka asyik dengan gawai dan permainannya. Namun, hal ini jangan membuat kita menyerah. Terus perjuangkanlah hal-hal yang baik. Ulangi terus ajakan yang kita lakukan supaya mereka bisa berbuat sesuatu yang bermakna dalam hidupnya. Gereja harus meneladani orang tua zaman Perjanjian Lama yang diperintahkan Tuhan untuk mengajarkan tentang Tuhan secara berulang-ulang kepada anak-anaknya, serta membicarakannya di mana pun mereka berada (Ulangan 6:6). Meskipun seolah-olah terlihat masuk telinga kiri, keluar telinga kanan, yakinlah yang ditabur kepada anak muda tidak akan sia-sia. Suatu saat pasti akan ada anak muda Kristen yang siap menjadi garam dan terang bagi Indonesia.

PAM JEMAAT GKI EDEN TANJUNG RIA 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar